SEPAK-BOLA.ID - PSIS Semarang dipastikan harus angkat kaki dari kasta tertinggi kompetisi Indonesia, BRI Liga 1, usai menjalani musim yang penuh keterpurukan.
Klub berjuluk Mahesa Jenar itu akan turun ke Liga 2 untuk musim 2025/2026, menandai berakhirnya perjalanan mereka selama tujuh musim berturut-turut di Liga 1 sejak promosi tahun 2018.
Hingga pekan ke-32, PSIS masih terdampar di posisi juru kunci klasemen dengan koleksi 25 poin dari 32 pertandingan.
Selisih tujuh poin dari zona aman membuat mereka tak lagi memiliki peluang bertahan, meskipun kompetisi masih menyisakan dua laga.
Sejak promosi ke Liga 1 pada 2018, PSIS sempat menunjukkan performa yang stabil. Di musim debutnya, mereka finis di posisi ke-10, dan di musim berikutnya berada di peringkat ke-14. Musim 2021/2022 menjadi salah satu momen terbaik saat Mahesa Jenar finis di posisi ke-7.
Namun, performa mulai menurun sejak musim 2022/2023 dengan hanya menempati posisi ke-13.
Harapan sempat muncul di musim 2023/2024 saat PSIS menembus enam besar. Sayangnya, musim 2024/2025 berubah jadi mimpi buruk.
Meski sempat bertengger di posisi ke-7 pada pekan keempat, performa PSIS anjlok drastis. Mereka gagal menang dalam 12 laga terakhir dengan rincian delapan kekalahan dan empat hasil imbang.
Gelombang dukungan dari para legenda dan eks pelatih
Terdegradasinya PSIS ke Liga 2 memicu gelombang simpati dari para mantan pemain dan pelatih. Banyak yang mengenang masa-masa indah bersama Mahesa Jenar sekaligus menyampaikan doa agar tim kebanggaan warga Semarang itu segera bangkit.
Hari Nur Yulianto
Hari Nur Yulianto, striker legendaris PSIS yang kini bermain untuk Malut United, berharap klub lamanya cepat kembali ke Liga 1.
"Lekas kembali ke kasta yg tertinggi. Yoh Iso Yoh!" tulisnya singkat.
Joko Ribowo
Joko Ribowo, eks penjaga gawang PSIS, turut menyuarakan harapan serupa sambil mengutip lirik lagu kebanggaan suporter Mahesa Jenar.
"Bumi berputar bagaikan bola, langit yang biru menghias alam. Panas mentari bangkitkan semangat, warisan pejuang tugu muda. Lekas kembali ke Liga 1 nggih PSIS. Mundur satu langkah untuk naik lebih tinggi," tulis Joko.
Wahyu Tri Nugroho
Wahyu Tri Nugroho, mantan kiper Timnas Indonesia, juga ikut bersuara.
"Bangga pernah menjadi bagianmu PSIS. Semoga segera melihat derby bertemu saudara dekat Persis," tulis Wahyu Tri.
Wahyu Prasetyo
Wahyu Prasetyo, bek tangguh Malut United yang juga pernah memperkuat PSIS dan Timnas Indonesia, menyampaikan apresiasinya.
"Saya bangga pernah membela tim kebanggaan Kota Semarang dan tim yang membesarkan nama saya di kancah sepak bola Indonesia. Tetap semangat buat PSIS dan teman-teman, semoga terus berprestasi dan bisa kembali ke liga 1 Indonesia di tahun berikutnya," tutur Wahyu Prasetyo.
Dragan Djukanovic
Tak ketinggalan, Dragan Djukanovic, pelatih asal Montenegro yang pernah menangani PSIS, turut menyampaikan rasa prihatinnya. Ia menilai kondisi saat ini sudah bisa diprediksi sejak kepergiannya karena perbedaan visi dengan manajemen.
“Ketika saya meninggalkan PSIS dua tahun yang lalu karena visi berbeda dengan orang yang menjalankan klub, saya tahu ini akan terjadi. Jika ada yang mengira saya sombong tentang ini, mereka salah karena saya bukan orang seperti itu,” ungkap Djukanovic.
“Saya menyukai penggemar dan berteman di Semarang dan itulah sebabnya saya sangat sedih. Semoga Semarang-ku cepat kembali ke Liga 1 dan lebih banyak kebijaksanaan dan kesabaran, belajar dari kesalahan,” lanjutnya.
Kendati harus mengulang perjuangan dari Liga 2, dukungan luas dari para mantan pemain dan pelatih menjadi sinyal positif bagi PSIS untuk segera berbenah.
Kini, tantangan besar menanti manajemen PSIS. Mereka dituntut segera melakukan evaluasi menyeluruh agar bisa menyusun tim yang kompetitif, serta membawa Mahesa Jenar kembali ke kasta tertinggi liga Indonesia.